menulis dan membaca adalah hobiku saat ini esok dan selanjutnya sampai kapanpun itu,,,, teruslah m

Jumat, 03 Agustus 2012

Inti Sari Kandungan Surat Al Mulk Ayat 23-30

Jakarta - Ayat 23 memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk mengingatkan para pendurhaka, bahkan seluruh manusia bahwa: “Dialah sendiri, yakni Allah Yang Rahman bagi seluruh makhluk, Dialah Yang menciptakan kamu tahap demi tahap dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan-penglihatan, serta hati agar kamu menggunakannya secara baik, sebagai tanda kesyukuran kepada-Nya.” Tetapi amat sedikit kamu bersyukur [23].

Ayat 24 melanjutkan bahwa: Sampaikan juga wahai Nabi Muhammad bahwa: “Dia- sendiri, tidak ada selain-Nya, Yang mengembangbiakkan dan menyebarkan kamu di bumi, dan hanya kepada-Nyalah kamu akan diwafatkan oleh-Nya, lalu dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk dimintai pertangungjawaban dan di beri balasan sesuai amal-amal kamu” [24].

Kaum musyrik menolak ajakan Nabi Muhammad saw, lebih-lebih tentang Hari Kebangkitan. Ayat 25 merekam ucapan mereka yang selalu mereka ucapkan secara berolok-olok, yaitu: “Kapankah datangnya janji/ancaman tentang Hari Kebangkitan ini? Jika kamu, wahai Muhammad dan kaum Muslim merupakan orang-orang yang benar tentulah kamu dapat memberitahukannya kepada kami” [25].

Sekali lagi Nabi Muhammad saw diperintahkan menyampaikan bahwa: “Sesungguhnya pengetahuan tentang waktu dan rincian kedatangan Hari Kiamat hanya pada sisi Allah swt. Aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang sangat jelas” [26].

Ancaman itu pasti datang! Ayat 27 menegaskan bahwa ketika mereka melihat dengan mata kepala, azab yang diancamkan itu sudah demikian dekat kehadirannya, yakni pada Hari Kiamat dan setelah pengumpulan makhluk di Padang Mahsyar, dimuramkanlah—sehingga menjadi hitam—wajah-wajah orang-orang kafir oleh kehadiran siksa itu dan dikatakan kepada mereka oleh malaikat penyiksa dengan nada mengejek, sebagaimana dahulu ketika di dunia mereka selalu mengejek: “Inilah ancaman yang dahulu kamu selalu meminta-minta agar disegerakan datangnya” [27].

Kaum musyrik yang berkali-kali ditegur kepercayaannya itu, tidak menemukan cara menampik kebenaran kecuali dengan upaya mencelakakan Nabi saw, atau paling tidak, mengharap agar beliau segera mati. Ayat 28 mengecam mereka dengan memerintahkan Rasul saw bahwa: "Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, kepada mereka yang mengharapkan kematianmu atau jatuhnya bencana atas dirimu bahwa: “Terangkanlah kepadaku dengan keterangan yang jelas, bagaikan terlihat oleh pandangan mata, hal berikut yaitu: Jika Allah swt mematikan aku dengan cara apa pun dan mematikan juga orang-orang yang bersama denganku dalam keyakinan, sebagaimana yang kamu harapkan, atau jika Allah swt merahmati kami dengan memanjangkan usia kami dalam ketaatan kepada-Nya, serta menganugerahkan kemenangan bagi kami dengan memenangkan ajaran-Nya, maka apakah salah satu dari dua kemungkinan itu bermanfaat bagi kamu sehingga membebaskan kamu dari azab Allah? Jelas tidak! Jika demikian, tiada manfaatnya bagi kamu menanti dan mengharapkan kematian kami. Bahkan kamu akan disiksa karena kamu mengingkari keesaan Allah swt dan durhaka kepada-Nya, maka jika demikian siapakah yang dapat melindungi kamu dan melindungi orang-orang yang kafir yang selain kamu dari azab yang pedih?” [28].

Mereka yang ditanya itu bungkam, karena itu Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw menjawab bahwa: Yang dapat melindungi kami dan kamu hanya Dia saja, tidak selain- Nya, yaitu ar-Rahman, Tuhan Pelimpah kasih. Kami, yakni Nabi Muhammad bersama dengan pengikut-pengikut beliau, beriman kepada-Nya dan hanya kepada-Nya saja. Kami berserah diri setelah berupaya semaksimal mungkin. Kami hanya mengharapkan-Nya dan tidak takut kepada selain-Nya. Kelak kamu akan mengetahui ketika menyaksikan datangnya siksa, siapakah—kelompokku atau kelompok kamu—yang berada dalam kesesatan yang nyata” [29].

Akhirnya, surah ini ditutup dengan memerintahkan juga Nabi Muhammad saw mengingatkan tentang nikmat Allah swt, yakni dengan menanyakan kepada mereka bahwa: “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu surut masuk ke kedalaman bumi sehingga menghilang dari permukaan sumur menjadi kering dan sumber air lainnya tak dapat kamu jangkau; maka siapakah yang akan mendatangkan buat kamu air yang mengalir atau memancar?” Pasti tidak satu pun kecuali Rabb al‘alamin, Tuhan Pemelihara seluruh alam!
Surah ini dibuka dengan kata Tabaraka yang mengandung makna melimpahnya anugerah Allah swt, di samping uraian tentang betapa harmonisnya alam raya, dan ia ditutup dengan mengingatkan tentang nikmat air yang merupakan “syarat wujud dan kesinambungan hidup semua yang hidup. Demikian bertemu awal surah dan akhirnya. Wa Allah A‘lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar